Selasa, 03 Oktober 2017


MEMINIMALISIR BIAYA PEMBUATAN PONDASI RUMAH

Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Pondasi adalah suatu bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi untuk menempatkan bangunan dan meneruskan beban yang disalurkan dari struktur atas ke tanah dasar pondasi yang cukup kuat menahannya tanpa terjadinya differential settlement pada sistem strukturnya.

Untuk memilih tipe pondasi yang memadai, perlu diperhatikan apakah pondasi itu cocok untuk berbagai keadaan di lapangan dan apakah pondasi itu memungkinkan untuk diselesaikan secara ekonomis sesuai dengan jadwal kerjanya.

Hal-hal berikut perlu dipertimbangkan dalam pemilihan tipe pondasi:
1. Keadaan tanah pondasi
2. Batasan-batasan akibat konstruksi di atasnya (upper structure)
3. Keadaan daerah sekitar lokasi
4. Waktu dan biaya pekerjaan
5. Kokoh, kaku dan kuat

Umumnya kondisi tanah dasar pondasi mempunyai karakteristik yang bervariasi, berbagai parameter yang mempengaruhi karakteristik tanah antara lain pengaruh muka air tanah mengakibatkan berat volume tanah terendam air berbeda dengan tanah tidak terendam air meskipun jenis tanah sama.

Jenis tanah dengan karakteristik fisik dan mekanis masing-masing memberikan nilai kuat dukung tanah yang berbeda-beda. Dengan demikian pemilihan tipe pondasi yang akan digunakan harus disesuaikan dengan berbagai aspek dari tanah di lokasi tempat akan dibangunnya bangunan tersebut.
Suatu pondasi harus direncanakan dengan baik, karena jika pondasi tidak direncanakan dengan benar akan ada bagian yang mengalami penurunan yang lebih besar dari bagian sekitarnya.

Ada tiga kriteria yang harus dipenuhi dalam perencanaan suatu pondasi, yakni :
1. Pondasi harus ditempatkan dengan tepat, sehingga tidak longsor akibat pengaruh luar.
2. Pondasi harus aman dari kelongsoran daya dukung.
3. Pondasi harus aman dari penurunan yang berlebihan.

1.2 Tujuan
Meminimalisir Biaya Pondasi Rumah memiliki tujuan sebeagai berikut :

1. Membuat pondasi rumah yang sesuai standar dengan harga yang terjangkau
2. Menghitung biaya pembuatan pondasi rumah yang efesien

1.3 Rumusan Masalah
Dalam tugas ini rumusan masalah adalah sebagai berikut :

1. Perencanaan Pondasi Rumah yang Ideal
2. Pondasi yang di gunakan pada Rumah, yang bisa mengatur efesiensi harganya


BAB 2
ISI DAN PEMBAHASAN
A.      Maksud dan Tujuan Pondasi
Yang dimaksud dengan pondasi adalah bangunan yang dapat menahan berbagai macam beban, baik horizontal maupun vertikal dalam kondisi stabil. Adapun tujuannya yaitu untuk menahan beban-beban yang terjadi sehingga menghasilkan kestabilan konstruksi.
Pondasi merupakan elemen penting dalam pembangunan sebuah bangunan. Sebab kuat atau lemahnya suatu bangunan sangat ditentukan oleh kekokohan dari konstruksi pondasinya. Keberadaan pondasi berfungsi sebagai landasan dari bangunan di atasnya sekaligus akan menjamin mantabnya kedudukan suatu bangunan. Dengan demikian keberadaan pondasi harus bersifat statis. Artinya, tidak boleh mengalami pergeseran, baik secara vertikal maupun horizontal. Pengetahuan dasar mengenai konsep pondasi akan membantu Anda agar mengetahui praktik pembuatan pondasi yang benar. Pondasi yang baik harus memenuhi persyaratan berikut ini:
1.  Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami pergeseran;
2.  Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah yang labil, tanah mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan, efek gempa bumi;
3.  Mampu menahan pengaruh unsur kimiawi dalam tanah, baik yang organik maupun non organik;
4.  Mampu menahan tekanan air.

Untuk bangunan rumah tinggal berlantai satu biasanya menggunakan pondasi batu kali. Pondasi jenis ini sangat baik karena jika batu kali tersebut ditanam di dalam tanah maka kualitasnya tidak berubah. Pondasi batu kali biasanya berbentuk trapesium dengan lebar bagian atasnya minimal 25 cm. Ukuran ini sengaja tidak disamakan dengan ukuran lebarnya dinding karena dikhawatirkan bisa mempengaruhi ketepatan dalam pemasangan pondasi. Ketidaktepatan dalam pemasangan pondasi akan merubah fungsi pondasi itu sendiri. Adapun ukuran lebar bagian bawah biasanya disesuaikan dengan berat beban di atasnya. Tetapi standar umum yang dipakai biasanya berkisar antara 70-80 cm.
B.       Klasifikasi Pondasi
Adapun klasifikasi pondasi dalam konstruksi yaitu sebagai berikut :
a. Pondasi dengan biasanya disebut pondasi telapak, ada yang menerus lokal atau setempat.
b. Pondasi dalam contohnya pondasi sumuran.
c. Bentuk pondasi yang lain adalah konstruksi tembok penahan yaitu yang menahan tanah, diperkirakan dari keruntuhan, kelonsoran total akibat gaya geser tanah. Kedua hal tersebut sangat menentukan daya dukung tanah dasarnya.
d. Pondasi khusus yaitu pondasi yang tidak tercakup terhadap yang disebut di atas

C.   Pengertian Dan Penggunaan Pondasi Batu Kali

                 Pondasi batu kali adalah bagian struktur bangunan terbuat dari sekumpulan batu alam yang dibuat dengan bentuk dan ukuran tertentu menggunakan bahan pengikat berupa campuran adukan beton, jenis pondasi ini merupakan pondasi dangkal yang digunakan pada bangunan dengan beban tidak terlalu besar seperti rumah tinggal.
                 Untuk membuat pondasi batu kali, ukuran batu yang digunakan biasanya sekitar 25 cm. dengan demikian batu kali harus dipecah terlebih dahulu. Hal ini bertujuan untuk mempermudah pemasangannya sehingga hasilnya lebih rapi sekaligus kokoh.
Syarat syarat umum untuk standar pembuatan pondasi batu kali adalah sebagai berikut :
Ø  Memiliki konstruksi yang kuat dan kokoh sehingga tidak mudah mengalami pergeseran
Ø  Mampu menyesuaikan diri terhadap terjadinya gerakan tanah seperti tanah yang labil, tanah mengembang, tanah menyusut, kegiatan pertambangan dan efek gempa bumi
Ø  Mampu menahan unsur kimiawi dalam tanah baik yang organik maupun non organik
Ø  Mampu menahan tekanan air

Syarat syarat lain untuk standar pembuatan pondasi sebagai berikut :

MATERIAL
Semua material untuk pekerjaan pondasi batu kali terdiri dari batu pecah dengan ukuran lebar setiap sisi ± 15 cm.
Material batu pecah tidak boleh dari batu kapur dan harus keras, tidak mudah retak atau patah.


ADUKAN PEREKAT
Adukan perekat untuk pasangan pondasi batu kali terdiri dari 1 semen dan 4 pasir diukur dalam takaran volume.
Semen yang dipakai adalah Portland semen lokal sesuai item 7.1.1 dan pasir yang dipakai adalah pasir pasang dan harus bersih dari lumpur dan tanah serta sisa akar.
Dimensi serta elevasi dari pasangan pondasi batu kali harus sesuai dengan gambar rencana.

DASAR PONDASI
Tanah dasar untuk dasar pondasi harus di padatkan sebelum diberi lapisan pasir urug. Tebal pasir urug harus sesuai dengan gambar rencana.

PEKERJAAN SLOOF PONDASI BATU KALI
Material untuk sloof pondasi batu kali terdiri dari beton bertulang. Mutu beton dan penulangan sloof harus sesuai dengan gambar rencana.
Dimensi serta elevasi dari sloof harus disesuaikan dengan gambar rencana.
Pasangan dinding batu bata diatas sloof diperbolehkan setelah beton sloof berumur 7 hari, stek besi beton yang tertanam dipondasi batu kali ke sloof beton dimensi dan jaraknya sesuai gambar rencana.

SEMEN
Semua semen yang digunakan adalah semen portland lokal setara dengan Semen Tiga Roda.
Syarat - syarat :
Peraturan Semen Portland Indonesia ( SNI.8-1972 ).
Standar Nasional Indonesia (SNI) DT-91-0008-2007
Mempunyai sertifikat Uji ( test sertificate ).
Mendapat Persetujuan Perencana / pengawas.
Semua semen yang akan dipakai harus dari satu merk yang sama (tidak diperkenankan menggunakan bermacam - macam jenis/merk semen untuk suatu konstruksi/struktur yang sama), dalam keadaan baru dan asli, dikirim dalam kantong-kantong semen yang masih disegel dan tidak pecah. Dalam pengangkutan semen harus terlindung dari hujan. Harus diterimakan dalam sak (kantong) asli dari pabriknya dalam keadaan tertutup rapat, dan harus disimpan digudang yang cukup ventilasinya dan diletakkan tidak kena air , diletakan pada tempat yang ditinggikan paling sedikit 30 cm dari lantai. Sak -sak semen tersebut tidak boleh ditumpuk sampai tingginya melampaui 2 m atau maximum 10 sak , setiap pengiriman baru harus ditandai dan dipisahkan dengan maksud agar pemakaian semen dilakukan menurut urutan pengirimannya. Untuk semen yang diragukan mutu dan kerusakan-kerusakan akibat salah penyimpanan dianggap rusak , membatu , dapat ditolak penggunaannya tanpa melalui test lagi. Bahan yang telah ditolak harus segera dikeluarkan dari lapangan paling lambat dalam waktu 2 x 24 jam.

AGREGAT
Semua pemakaian koral (kerikil), batu pecah (aggregat kasar) dan pasir beton, harus memenuhi syarat-syarat :
·           Peraturan Umum Pemeriksaan Bahan Bangunan (NI.3-1956)
·           Standar Nasional Indonesia (SNI) DT-91-0008-2007
·           Tidak Mudah Hancur ( tetap keras ) , tidak porous.
·           Bebas dari tanah/tanah liat (tidak bercampur dengan tanah/tanah liat atau kotoran - kotoran lainnya.
Kekerasan dari butir-butir agregat kasar diperiksa dengan bejana penguji dari Rudelaff dengan beban penguji 20 ton, agregat kasar harus memenuhi syarat sebagai berikut : 
·           Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5 - 19 mm lebih dari 24 %
·           Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 19- 30 mm lebih dari 22 % atau dengan mesin pengaus Los Angelos dimana tidak terjadi kehilangan berat lebih dari 50 %.
Koral (kerikil) dan batu pecah (aggregat kasar) yang mempunyai ukuran lebih besar dari 30 mm , untuk penggunaannya harus mendapat persetujuan Pengawas. Gradasi dari aggregat - aggregat tersebut secara keseluruhan harus dapat menghasilkan mutu beton yang baik, padat dan mempunyai daya kerja yang baik dengan semen dan air, dalam proporsi campuran yang akan dipakai. Aggregat harus disimpan di tempat yang bersih, yang keras permukaannya dan dicegah supaya tidak terjadi pencampuran satu sama lain dan terkotori.


AIR.
Air yang akan dipergunakan untuk semua pekerjaan - pekerjaan di lapangan adalah air bersih, tidak berwarna, tidak mengandung bahan-bahan kimia (asam alkali) tidak mengandung organisme yang dapat memberikan efek merusak beton, minyak atau lemak. Memenuhi syarat-syarat Peraturan Beton Indonesia (NI. 2-1971) dan diuji oleh Laboratorium yang diakui sah oleh yang berwajib dengan biaya ditanggung/ pihak Kontraktor.
Air yang mengandung garam (air laut) tidak diperkenankan untuk dipakai.

Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk pembuatan pondasi batu kali :
A.    Bahan
1.      Pasir           : sebagai bahan utama dalam pembuatan campuran
2.      Semen        : sebagai bahan perekat pada pembuatan campuran
3.      Air             : sebagai bahan pengikat hindrolis semen dan pasir
4.      Batu kali     : sebagai bahan dasar untuk pemasangan batu kali.
B.     Alat
1.         Gerobak                    : digunakan sebagai alat pengangkut bahan-bahan
2.         Sekrop                       : digunakan sebagai alat pengambil semen dan pasir
3.         Ayakan                     : digunakan sebagai alat untuk mengayak pasir
4.         Cetok                                    : digunakan sebagai alat untuk membantu mengaya pasir.
5.         Pengaduk molen       : digunakan sebagai alat mengaduk campur semen dan pasir.
6.          Bowplank               : digunakan sebagai alat untuk menentukan muka tanah
7.          Benang                   : sebagai alat untuk  pelurus kadataran sederhana.
8.         Timba                     : sebagai tempat adonan.

Kelebihan dari pondasi batu kali :
·      Pelaksanaan pondasi mudah
·      Waktu pengerjaan pondasi cepat
·      Batu belah mudah didapat, (khususnya pulau jawa)
·      Pembuatan relatif murah, jika menggunakan batu kali



Kekurangan dari pondasi batu kali :
·      Batu belah di daerah tertentu sulit dicari
·      Membuat pondasi ini memerlukan cost besar (bila sesuai kondisi pertama)
·      Pondasi ini memerlukan biaya lebih mahal jika untuk rumah bertingkat

Metode pelaksanaan pembuatan pondasi batu kali adalah sebagai berikut :
A.    Pekerjaan Persiapan
Rencanakan urutan galian, urutan pemasangan pondasi batu kali, tempat penimbunan tanah hasil galian sementara sebelum diangkut keluar dari site, juga tempat penimbunan sementara batu- batu kali tersebut sebelum dipasang.
B.     Pekerjaan Galian
1.    Siapkan alat- alat yang diperlukan
2.    Menggali tanah dengan ukuran lebar sama dengan lebar pondasi bagian bawah dengan kedalaman yang disyaratkan.
3.    Menggali sisi-sisi miringnya, sehingga diperoleh sudut kemiringan yang tepat.
4.    Buang tanah sisa galian ke tempat yang telah ditentukan.
5.    Cek posisi, lebar, kedalaman, dan kerapiannya sesuai dengan rencana.
C.     Pekerjaan Urugan Pasir
1.      Pasir urug diratakan pada dasar galian dan disiram air untuk mendapatkan kelembaban yang optimum untuk pemadatan.
2.      Padatkan pasir urug tersebut dengan memakai alat stamper.
3.      Jika diperlukan ulangi langkah satu dan dua sehingga didapatkan tebal pasir urug seperti yang direncanakan.
D.    Pekerjaan Pasangan Pondasi
a.         Pembuatan profil
1.      Pasang patok kayu untuk memasang profil (2 patok untuk tiap profil). profil dipasang pada setiap ujung lajur pondasi.
2.      Pasang bilah kayu datar pada kedua patok, setinggi profil.
3.      Pasang profil benar-benar tegak lurus dan bidang atas profil datar. Usahakan titik tengah profil tepat pada tengah- tengah galian yang direncanakan dan bidang atas profil sesuai tinggi pondasi.
4.      Ikat profil tersebut pada bilah datar yang dipasang antara 2 patok dan juga dipaku agar lebih kuat.
5.      Pasang skor, miring pada tebing galian pondasi dan pakukan dengan profil, sehingga menjadi kuat dan kokoh.
6.      Cek ketegakan/ posisi profil dan ukuran- ukurannya, perbaiki jika ada yang tidak tepat, demikian juga tingginya.

http://desainbangun.com/public/album_photo/e3/01/01/ffe3_75c7.jpg?c=df1b

b.         Pemasangan Batu Kali
1.      Siapkan semua alat dan bahan yang dibutuhkan
2.      Pasang benang pada sisi luar profil untuk setiap beda tinggi 25 cm dari permukaan urugan pasir.
3.      Siapkan adukan untuk melekatkan batu-batu tersebut.
4.      Susun batu- batu diatas lapisan pasir urug tanpa adukan (aanstamping) dengan tinggi 25 cm dan isikan pasir dalam celah-celah batu tersebut sehingga tak ada rongga antar batu kemudian siramlah pasangan batu kosong tersebut dengan air.
5.      Naikkan benang pada 25 cm berikutnya dan pasang batu kali dengan adukan, sesuai ketinggian benang. Usahakan bidang luar pasangan tersebut rata.



 Menghitung Biaya Membuat Pondasi Batu Kali Untuk Rumah

Menghitung biaya membuat pondasi untuk rumah ukuran 6 x 5 meter dengan kedalaman pondasi 70 cm seperti yang terlihat pada gambar di bawah ini.

menghitung luas penampang pondasi
menghitung biaya membuat pondasi rumah ukuran 6 x 5 meter
GAMBAR DENAH
Untuk menghitung berapa kebutuhan semen, batu kali, pasir, dan upah kerja, menghitung biaya pondasi rumah dengan ukuran seperti pada gambar denah di atas, langkah pertama harus mengetahui harga semen per kg, harga pasir per m3, harga batu kali per m3, upah tukang dan pekerja per hari, kemudian membuat list harga bahan dan upah. Cara menentukan harga satuan sbb:

  • 1 kg semen = harga per zak (misal Rp.60.000) dibagi berat per zak (misal 40 kg) = Rp.60.000 dibagi 40 kg = Rp. 1.500,-
  • 1 m3 pasir = harga per truk (misal Rp.450.000) dibagi isi truk (misal 3 m3) =  Rp.600.000 dibagi 3 m3 = Rp. 200.000,-
  • 1 m3 batu kali = harga per truk (misal Rp.450.000) dibagi isi truk (misal 3 m3), =  Rp.450.000 dibagi 3 m3 = Rp. 150.000,-
  • Upah kerja Tukang per hari misalnya Rp. 90.000,-
  • Upak kerja Pekerja per hari misalnya Rp. 75.000,-
Setelah membuat list harga, selanjutnya menghitung volume pekerjaan pondasi, lihat ukuran gambar denah rumah di atas.

Volume podasi = luas penampang pondasi dikali jumlah panjang pondasi.
Luas penampang pondasi = (alas + atas) dibagi dikali tinggi.

Alas = lebar bawah pondasi = 0,7 meter
Atas = lebar atas penampang pondasi =30 cm atau 0,3 meter
Tinggi = dalam pondasi = 70 cm atau 0,7 meter.
Jadi luas penampang = (0,7 + 0,3) dibagi 2 dikali 0,7 = 0,35 m2
  
Panjang pondasi = jumlah panjang dinding
Jumlah panjang dinding = (2 x 5 m) + (2 x 6 m) + (2 x 3 m)  + (1 x 2 m) = 28 m

Jadi,  Volume Pondasi =  0,35 m3 x 28 m' = 9,8 m3

Kita akan gunakan campuran adukan 1 semen : 5 pasir (standar minimum adukan). Untuk mengetahui biaya per m3 diperlukan Analisa Harga Satuan Pekerjaan (AHS), sbb:


1 M3 Pasang Pondasi Batu kali dengan komposisi adukan 1semen : 5 pasir, memerlukan:    
- 1,1 m3 batu kali
- 136 kg semen 
- 0,54 m3 pasir pasang 
- 1,5 orang/hari Pekerja 
- 0,6 orang perhari Tukang Batu


Catatan: komponen kepala tukang dan mandor dihilangkan

Jadi, untuk mengetahui kebutuhan bahan dan upah tinggal mengalikan komponen AHS dengan volume (9,8 m3), maka hasilnya sbb:

- Batu kali : 9,8 x 1,1 =10,78 m3 x Rp.150.000 =Rp.1,617,000
Semen : 9,8 x 136 kg =1.332 kg (33 zak/40 kg) x Rp.1.500 = Rp.1,999,200
Pasir: 9,8 x 0,54 x = 5,29 m3 x Rp.200.000 = Rp.1,058,400
Pekerja: 9,8 x 1,5 = 14,7 OH x Rp.70.000 = Rp.1,029,000
Tukang : 9,8 x 0,6 = 5,88 OH x Rp.90.000 = Rp.529,200
TOTAL BIAYA PONDASI (9,8 M3) = Rp.6,232,800

BAB III
PENUTUP

                 Dalam penutup dari makalah yang ringkas ini, kami selaku penulis hanya dapat melampirkan kesimpulan dan saran-saran sebagai pelengkap dari isi makalah kami ini.
A.    Kesimpulan
           Yang dimaksud dengan pondasi adalah bangunan yang dapat menahan berbagai macam beban, baik horizontal maupun vertikal dalam kondisi stabil. Adapun tujuannya yaitu untuk menahan beban-beban yang terjadi sehingga menghasilkan kestabilan konstruksi. Adapun klasifikasi pondasi dalam konstruksi yaitu sebagai berikut :
a.    Pondasi pada rumah harus sesuai standart SNI agar rumah tersebut kuat dan tahan lama, selain itu pondasi yang digunakan juga efektif yaitu adalah Pondasi Batu kali
b.    Pondasi Batu kali ini sangat murah pembuatannya dari contoh perhitungannya dengan harga 6,2 juta untuk pondasi itu udah relatif murah, apalagi untuk yang tinggal di Jakarta atau sekitarnya bisa membuat pondasi dengan harga segitu.
     
B. Saran-saran
     Adapun saran-saran yang akan kami sampaikan selaku penulis antara lain :
a. Dalam pembuatan sebuah makalah, sebaiknya dipersentasekan agar kami selaku mahasiswa sekaligus penulis makalah mampu memahami lebih dalam tentang isi dari makalah tersebut dan dibimbing langsung oleh dosen yang bersangkutan.
b. Dalam membuat makalah, dosen yang bersangkutan juga harus meneliti lebih lanjut apakah isi makalah yang dibuat oleh mahasiswa itu benar mengambil referensi dari buku yang sesuai dengan isi makalah.


Selasa, 11 Juli 2017

Tugas RO KE 4 Metode Alokasi dan Metode Muatan

Metode Alokasi Berkas

Kemudahan dalam mengakses langsung suatu disk memberikan fleksibilitas dalam mengimplementasikan sebuah berkas. Masalah utama dalam implementasi adalah bagaimana mengalokasikan berkas-berkas ke dalam disk, sehingga disk dapat terutilisasi dengan efektif dan berkas dapat diakses dengan cepat. Ada tiga metode utama, menurut buku "Applied Operating System Concepts: First Edition" oleh Avi Silberschatz, Peter Galvin dan Greg Gagne untuk mengalokasi ruang disk yang digunakan secara luas yaitu, contiguouslinked, dan indexed.

Alokasi Secara Berdampingan (Contiguous Allocation)

Metode ini menempatkan setiap berkas pada satu himpunan blok yang berurut di dalam disk. Alamat disk menyatakan sebuah urutan linier. Dengan urutan linier ini maka head disk hanya bergerak jika mengakses dari sektor terakhir suatu silinder ke sektor pertama silinder berikutnya. Waktu pencarian (seek time) dan banyak disk seek yang dibutuhkan untuk mengakses berkas yang di alokasi secara berdampingan ini sangat minimal. Contoh dari sistem operasi yang menggunakan contiguous allocation adalah IBM VM/ CMS karena pendekatan ini menghasilkan performa yang baik.
Contiguous allocation dari suatu berkas diketahui melalui alamat dan panjang disk (dalam unit blok) dari blok pertama. Jadi, misalkan ada berkas dengan panjang n blok dan mulai dari lokasi b maka berkas tersebut menempati blok b, b+1, b+2, ..., b+n-1. Direktori untuk setiap berkas mengindikasikan alamat blok awal dan panjang area yang dialokasikan untuk berkas tersebut. Terdapat dua macam cara untuk mengakses berkas yang dialokasi dengan metode ini, yaitu:


Kesulitan dari metode alokasi secara berdampingan ini adalah menemukan ruang untuk berkas baru. Masalah pengalokasian ruang disk dengan metode ini merupakan aplikasi masalah dari dynamic storage-allocation (alokasi tempat penyimpanan secara dinamik), yaitu bagaimana memenuhi permintaan ukuran n dari daftar ruang kosong. Strategi-strategi yang umum adalah first fit dan best fit. Kedua strategi tersebut mengalami masalah fragmentasi eksternal, dimana jika berkas dialokasi dan dihapus maka ruang kosong disk terpecah menjadi kepingan-kepingan kecil. Hal ini akan menjadi masalah ketika banyak kepingan kecil tidak dapat memenuhi permintaan karena kepingan-kepingan kecil tidak cukup besar untuk menyimpan berkas, sehingga terdapat banyak ruang yang terbuang.
Masalah yang lain adalah menentukan berapa banyak ruang yang diperlukan untuk suatu berkas. Ketika berkas dibuat, jumlah dari ruang berkas harus ditentukan dan dialokasikan. Jika ruang yang dialokasikan terlalu kecil maka berkas tidak dapat diperbesar dari yang telah dialokasikan. Untuk mengatasi hal ini ada dua kemungkinan. Pertama, program pengguna dapat diakhiri dengan pesan error yang sesuai. Lalu, pengguna harus mengalokasikan tambahan ruang dan menjalankan programnya lagi, tetapi hal ini cost yang dihasilkan lebih mahal. Untuk mengatasinya, pengguna dapat melakukan estimasi yang lebih terhadap ruang yang harus dialokasikan pada suatu berkas tetapi hal ini akan membuang ruang disk. Kemungkinan yang kedua adalah mencari ruang kosong yang lebih besar, lalu menyalin isi dari berkas ke ruang yang baru dan mengkosongkan ruang yang sebelumnya. Hal ini menghabiskan waktu yang cukup banyak. Walau pun jumlah ruang yang diperlukan untuk suatu berkas dapat diketahui, pengalokasian awal akan tidak efisien. Ukuran berkas yang bertambah dalam periode yang lama harus dapat dialokasi ke ruang yang cukup untuk ukuran akhirnya, walau pun ruang tersebut tidak akan digunakan dalam waktu yang lama. Hal ini akan menyebabkan berkas dengan jumlah fragmentasi internal yang besar.
Untuk menghindari hal-hal tersebut, beberapa sistem operasi memodifikasi skema metode alokasi secara berdampingan, dimana kepingan kecil yang berurut dalam ruang disk diinisialisasi terlebih dahulu, kemudian ketika jumlah ruang disk kurang besar, kepingan kecil yang berurut lainnya, ditambahkan pada alokasi awal. Kejadian seperti ini disebut perpanjangan. Fragmentasi internal masih dapat terjadi jika perpanjangan-perpanjangan ini terlalu besar dan fragmentasi eksternal masih menjadi masalah begitu perpanjangan-perpanjangan dengan ukuran yang bervariasi dialokasikan dan didealokasi.

Alokasi Secara Berangkai (Linked Allocation)

Metode ini menyelesaikan semua masalah yang terdapat pada contiguous allocation. Dengan metode ini, setiap berkas merupakan linked list dari blok-blok disk, dimana blok-blok disk dapat tersebar di dalam disk. Setiap direktori berisi sebuah penunjuk (pointer) ke awal dan akhir blok sebuah berkas. Setiap blok mempunyai penunjuk ke blok berikutnya. Untuk membuat berkas baru, kita dengan mudah membuat masukan baru dalam direktori. Dengan metode ini, setiap direktori masukan mempunyai penunjuk ke awal blok disk dari berkas. Penunjuk ini diinisialisasi menjadi nil (nilai penunjuk untuk akhir dari list) untuk menandakan berkas kosong. Ukurannya juga diset menjadi 0. Penulisan suatu berkas menyebabkan ditemukannya blok yang kosong melalui sistem manajemen ruang kosong (free-space management system), dan blok baru ini ditulis dan disambungkan ke akhir berkas. Untuk membaca suatu berkas, cukup dengan membaca blok-blok dengan mengikuti pergerakan penunjuk.
Metode ini tidak mengalami fragmentasi eksternal dan kita dapat menggunakan blok kosong yang terdapat dalam daftar ruang kosong untuk memenuhi permintaan pengguna. Ukuran dari berkas tidak perlu ditentukan ketika berkas pertama kali dibuat, sehingga ukuran berkas dapat bertambah selama masih ada blok-blok kosong.
Metode ini tentunya mempunyai kerugian, yaitu metode ini hanya dapat digunakan secara efektif untuk pengaksesan berkas secara sequential (sequential-access file). Untuk mencari blok ke-i dari suatu berkas, harus dimulai dari awal berkas dan mengikuti penunjuk sampai berada di blok ke-i. Setiap akses ke penunjuk akan membaca disk dan kadang melakukan pencarian disk (disk seek). Hal ini sangat tidak efisien untuk mendukung kemampuan akses langsung (direct-access) terhadap berkas yang menggunakan metode alokasi link. Kerugian yang lain dari metode ini adalah ruang yang harus disediakan untuk penunjuk. Solusi yang umum untuk masalah ini adalah mengumpulkan blok-blok persekutuan terkecil dinamakan clusters dan mengalokasikan cluster-cluster daripada blok. Dengan solusi ini maka, penunjuk menggunakan ruang disk berkas dengan persentase yang sangat kecil. Metode ini membuat mapping logikal ke fisikal blok tetap sederhana, tetapi meningkatkan disk throughput dan memperkecil ruang yang diperlukan untuk alokasi blok dan management daftar kosong (free-list management). Akibat dari pendekatan ini adalah meningkatnya fragmentasi internal, karena lebih banyak ruang yang terbuang jika sebuah cluster sebagian penuh daripada ketika sebuah blok sebagian penuh. Alasan cluster digunakan oleh kebanyakan sistem operasi adalah kemampuannya yang dapat meningkatkan waktu akses disk untuk berbagai macam algoritma.
Masalah yang lain adalah masalah daya tahan metode ini. Karena semua berkas saling berhubungan dengan penunjuk yang tersebar di semua bagian disk, apa yang terjadi jika sebuah penunjuk rusak atau hilang. Hal ini menyebabkan berkas menyambung ke daftar ruang kosong atau ke berkas yang lain. Salah satu solusinya adalah menggunakan linked list ganda atau menyimpan nama berkas dan nomor relatif blok dalam setiap blok, tetapi solusi ini membutuhkan perhatian lebih untuk setiap berkas.
Variasi penting dari metode ini adalah penggunaan file allocation table (FAT), yang digunakan oleh sistem operasi MS-DOS dan OS/2. Bagian awal disk pada setiap partisi disingkirkan untuk menempatkan tabelnya. Tabel ini mempunyai satu masukkan untuk setiap blok disk, dan diberi indeks oleh nomor blok. Masukkan direktori mengandung nomor blok dari blok awal berkas. Masukkan tabel diberi indeks oleh nomor blok itu lalu mengandung nomor blok untuk blok berikutnya dari berkas. Rantai ini berlanjut sampai blok terakhir, yang mempunyai nilai akhir berkas yang khusus sebagai masukkan tabel. Blok yang tidak digunakan diberi nilai 0. Untuk mengalokasi blok baru untuk suatu berkas hanya dengan mencari nilai 0 pertama dalam tabel, dan mengganti nilai akhir berkas sebelumnya dengan alamat blok yang baru. Metode pengalokasian FAT ini dapat menghasilkan jumlah pencarian head disk yang signifikan, jika berkas tidak di cache. Head disk harus bergerak dari awal partisi untuk membaca FAT dan menemukan lokasi blok yang ditanyakan, lalu menemukan lokasi blok itu sendiri. Kasus buruknya, kedua pergerakan terjadi untuk setiap blok. Keuntungannya waktu random akses meningkat, akibat darihead disk dapat mencari lokasi blok apa saja dengan membaca informasi dalam FAT.


Cargo Handling adalah : kegiatan pelayanan terhadap muatan ( keluar dan masuk ) yang melalui pelabuhan , meliputi bongkar/muat, pemindahan dari sisi lambung kapal ketempat penimbunan / penyimpanannya, menyususn dan menyimpan barang tersebut serta menyerahkan kepada pemiliknya, atau sebaliknya menerima dari si pemilik, disusun didalam tempat penyimpanan, dipindahkan dari tempat penyimpanan ke sisi kapal dan memuat dan menyusun didalam ruangan muatan kapal, dengan pengertian bahwa melaksanakan semua kegiatan itu dengan pengetahuan serta keahlian.
Beberapa syarat yang dapat memungkinkan pelaksanaan penanganan muatan yang baik antara lain :

  1. Perencanaan yang baik
  2. Adanya tenaga kerja yang berpengetahuan dan terampil dalam bidangnya
  3. Adanya peralatan yang cukup dan memadai
  4. Adanya pemberian tuntunan dan petunjuk yang kontinyu ( day to day supervising)
  5. Pelaksanaan operation yang baik
  6. Pengawasan pelaksanaan yang ketat
  7. Adanya management yang tanggap terhadap situasi di lapangan.


http://mafisamin.web.ugm.ac.id/materikuliah/ibam-os-html/x5259.html

https://mdk16.wordpress.com/2013/04/20/pengertian-cargo-handling/